• Jelajahi

    2014 - © Portal Blog | arizman.com

    Iklan

    karikatur-digital-3d

    Keren Honda CBR250R atau Yamaha YZFR25

    arizman.com
    7/07/2014, 06:04 WIB
    daftar
    CBR250R-YZFR25
    Portal Blog | Honda CBR250R vs Yamaha YZFR25 - ”Perang dingin” antara Honda dan Yamaha tak hanya berlaku di MotoGP, keduanya tetap saling intai di ranah 250cc versi produksi. Contoh gampangnya, bagaimana PT Astra Honda Motor harus menunggu kemunculan Yamaha R25 untuk menentukan harga jual CBR250R terbaru. Ini dilakukan semata-mata agar punya nilai lebih untuk bersaing.

    Persaingan itu menarik minat KompasOtomotif untuk membandingkan keduanya. Beberapa pekan terakhir sudah mulai diulas, mulai dari perbandingan desain sampai rasa R25 dan CBR250R ditunggangi sehari-hari. Kini saatnya membandingkan kenyamanannya secara keseluruhan. Dua-duanya ada kelebihan dan kekurangan.

    Posisi duduk ada hubungannya dengan kenyamanan. Tapi itu pun relatif, karena banyak juga biker yang merasa nyaman dengan posisi menunduk, atau tak sedikit pula yang suka posisi lebih tegak meski menghilangkan kesan sporty.

    R25 memberikan riding position santai. Jok rendah dan lebar, setang tidak jauh dari jangkauan, pijakan kaki tak terlalu racy. Beban tubuh pada sepeda motor sport biasanya terletak pada pergelangan tangan, namun posisi duduk yang cukup nyaman itu membuat berlama-lama di jalan tak terlalu pegal.

    Pindah ke CBR250R, posisi menungganggi sepeda motor ini lebih sedikit menunduk, tapi masih bisa mencari posisi nyaman karena jok agak lebar. Posisi mengendarai ini terkesan lebih sporty. Itulah kenapa Honda membekalinya dengan lapisan jok yang tidak licin. Kaki bisa mengapit bodi lebih baik untuk membantu manuver.

    Permukaan jok belakang R25 tidak terlalu miring ke depan, sehingga posisi boncenger tak terlalu menempel ke depan. Pijakan kaki juga dibuat sedikit lebih rendah agar kaki tidak terkesan ”nangkring”.

    Sementara posisi boncenger CBR250R lebih menunduk, bahkan cenderung nungging. Kaki lebih nangkring. Buat yang ingin pengendaraan terasa lebih sporty dan seperti naik sepeda motor balap, CBR250R bisa jadi pilihan.

    Digeber untuk pemakaian sehari-hari sekaligus jarak jauh pada dasarnya dua model ini beda karakter. CBR250R kompak dan pendek, tapi punya ground clearance lebih pendek. Kaki mudah menapak sehingga untuk kondisi macet tak terlalu ribet soal kaki menempel di tanah atau tidak.

    Pengendalian terasa lebih sporty. Posisi duduk membungkuk, kaki menukik dan dengkul terasa lebih dekat ke tanah. Jika dikendarai jarak jauh dan dalam kondisi macet, pergelangan tangan akan cepat lelah karena menanggung beban tubuh dan laju kendaraan.

    Suspensi andalan Honda ini tak seberapa lembut. Hal ini ada kelebihan dan kekurangan. Meski kurang nyaman melaju di jalan bergelombang, tetapi untuk bermanuver lebih stabil.

    Sementara R25, dimensinya lebih panjang dan cenderung besar. Meski demikian handling sangat enteng. Ditambah dengan distribusi berat yang diklaim 50:50 antara bagian depan dan belakang, pengendaliannya tergolong lincah.

    Tongkrongannya agak tinggi, membuat pengendara dengan tinggi di bawah 170cm harus jinjit sedikit ketika berhenti. Suspensi lembut, akan terasa sangat nyaman jika digunakan sehari-hari. Namun untuk bermanuver harus disetel lebih keras agar tidak ”membuang”.

    Seperti yang pernah diklaim Yamaha, R25 adalah sepeda motor yang nyaman digunakan sehari-hari tapi masih mendapatkan nuansa sporty khas superbike. Honda CBR250R berada di tengah, dengan pengendaraan yang lebih terasa seperti naik sepeda motor balap.

    Ada dua kandidat besar pilihan sepeda motor sport kelas 250 cc, Honda CBR250R yang dijual paling murah dengan harga Rp 46,8 juta dan Yamaha YZF-R25 Rp 53 juta. Keduanya sama-sama pendatang baru, CBR250R datang dengan konsep All-New bercita rasa lama, sedangkan R25 diklaim sebagai superbike harian. Lantas, mana yang lebih keren?

    Fokus yang bisa mendasari keinginan untuk memilih, yaitu desain. CBR250R terlahir kembali dengan konsep lebih “menggoda” pasar. Kendati statusnya model global impor Thailand, desain modern bisa membaur dengan rival sekelas di Indonesia dan sanggup mengubahnya menjadi “anak jaman sekarang”.

    Sebagai kontestan yang lahir belakangan, R25 punya keuntungan. Rekayasa desain mengejar kata sempurna, menganalisa kekurangan para pesaing, lalu dijawab dengan lantang. Dari hasil percakapan dengan pemimpin proyek R25, Toshima Miyabe, saat peluncuran di Danau Toba, Mei lalu, generasi terbaru ini lebih baik di semua sisi dibanding semua rival, terutama dari desain.


    “Seragam” baru CBR250R lebih tegas dengan berbagai detail perubahan. Semuanya satu bagian termasuk dengan undercrowl. Dibanding versi lama, penampilan makin berotot, “membuang” grafis membulat. CBR250R seperti baru saja selesai menjalani serangkaian "fitness rutin", bobot bersihnya sekarang 164 kg.

    Bagian ikonis, dual keen eyes headlight, mengubah karakter keseluruhan kian serius.  Tangki bahan bakar, knalpot, dan garis bodi ke buritan lebih kurus. Namun sayang, desain lampu belakang tetap sama, mirip Tiger atau Mega Pro lawas.

    Sementara R25 terlihat elusif berujung misterius. Bagian mata ganda seperti tersembunyi di dalam kepala. Bahasa desain seperti ini baru buat klan R Series milik Yamaha. Di antara kedua mata terdapat lubang angin untuk membantu proses pendinginan mesin di dalam fairing. Arah desain bodi mirip dengan CBR250R, lebih condong ke depan, “cungkring” di belakang. Yamaha mengklaim distribusi bobot 166 kg rata depan-belakang untuk alasan stabilitas.

    Poin lebih R25 ada di bagian dasbor. Terasa canggih sebab dilengkapi dengan berbagai fitur kombinasi analog dan digital. Ada 10 keunggulan, namun yang ditekankan tiga, yakni pengukur real time konsumsi bahan bakar, indikator jadwal penggantian pelumas, dan shift timing lamp yang mirip fungsi tachometer pada mobil. Sedikit kekurangannya, demi mengejar proporsional tangki bahan bakar ditutupi cover plastik, mirip Byson.

    Kesimpulan
    CBR250R dan R25 punya sisi keunggulan masing-masing, takaran keren bisa berbeda-beda buat setiap orang, mungkin yang paling pas disesuaikan dengan isi kantong. 

    Tidak hanya sekadar berganti jubah, mesin 1-silinder DOHC milik CBR250R juga berubah makin galak dengan tenaga 29 PS dan torsi 23 Nm, masih ditambah lagi perbaikan pada sistem transmisi. Sejak turun banderol (sebelumnya harga termurah Rp 48,95 juta), posisinya semakin menjauh dari kompetisi 250 cc 2-silinder milik R25 dan Kawasaki Ninja 250. Perannya lebih pas disandingkan bersama Kawasaki Ninja RR Mono sekitar Rp 40 juta-an.

    Sementara R25 menawarkan alternatif pilihan segar bila bosan dengan tunggangan ala moge Ninja 250 yang dijual Rp 53,7 juta. Mesin DOHC 2-silinder R25 menawarkan luapan tenaga lebih besar, yakni 36 Ps dan torsi 22,6 Nm. Biker yang beralih ke R25 mendapatkan keistimewaan menjadi rombongan pemilik pertama di dunia. 


    Sumber : kompas.com

    Terkini

    Otomotif

    +
    close
    promo
    close
    promo